Terbaru

Tautan ramah

Riset: Instagram Reels Mulai Lampaui Popularitas dari TikTok

2024-07-01     HaiPress

iDoPress - TikTok dan Instagram sama-sama menyajikan konten-konten video pendek. Keduanya bersaing selama bertahun-tahun dan berlomba menggaet pengguna.

Pada semester pertama 2024 ini,popularitas Instagram diketahui melonjak dan bahkan mulai melampaui TikTok di sejumlah negara seperti AS,Jepang,dan Spanyol. Hal ini terungkap dalam dua penelitian terpisah.

Data terbaru menyebut bahwa 37 persen pengguna Instagram kini menggunakan reels setiap hari,dan 78 persen berinteraksi dengannya setiap bulannya.

Temuan ini berdasarkan survei yang dilakukan firma Morgan Stanley pada bulan Maret terhadap sekitar 2.000 konsumen berusia di atas 16 tahun yang berbasis di AS.

Survei ini juga mengungkap bahwa peningkatan keterlibatan pada Instagram Reels menjadi penyebab utama berkurangnya penggunaan TikTok di kalangan pengguna.

Baca juga: TikTok Diam-diam Luncurkan Whee,Medsos Baru Mirip Instagram

Pasalnya,sebanyak 26 persen pengguna Instagram Reels mengaku tidak membuka TikTok sama sekali. Angka ini naik dari 20 persen pada September 2023 ketika Morgan Stanley terakhir kali melakukan survei.

Pertumbuhan TikTok dilaporkan melejit dalam beberapa tahun terakhir,terutama di kalangan Gen Z yang menggunakannya sebagai mesin pencari dibandingkan Google.

Namun,momentum pertumbuhan TikTok tampaknya sedang stagnan. Pasalnya,Morgan Stanley menemukan bahwa 31 persen orang yang disurvei di AS menggunakan platform milik ByteDance setiap harinya. Angka ini hanya tumbuh 1 persen dibandingkan hasil survei tahun lalu.

Berdasarkan data survei,angka keterlibatan pengguna di TikTok juga turun,dari 50 persen pada September 2023 menjadi 46 persen pada Maret 2024.

Fitur video pendek milik YouTube,Shorts,juga mengambil sebagian besar pengguna TikTok.

Menurut survei Morgan Stanley,40 persen pengguna YouTube Shorts tidak menggunakan TikTok,dan proporsi pengguna YouTube Shorts yang menggunakan TikTok setiap hari menurun menjadi 25 persen.

Freepik Beberapa negara sudah melarang penggunaan aplikasi TikTok.

Sementara itu,pada bulan April,perusahaan riset Omdia menemukan bahwa pengambilalihan popularitas video pendek oleh Instagram tidak hanya terjadi di AS,melainkan juga secara global.

Baca juga: TikTok Pasang Label Khusus untuk Konten AI dari Aplikasi Pihak Ketiga

Di negara-negara seperti Inggris,dan Brasil,Instagram berhasil melampaui TikTok dalam peringkat 10 video teratas berdasarkan penggunaan bulanan.

Di AS dan Brasil,misalnya,Instagram Reels berada di peringkat pertama,sedangkan TikTok berada di peringkat keempat. Di pasar lain,seperti Spanyol,Instagram Reels juga mengambil alih popularitas platform streaming seperti Netflix.

Omdia menanyakan survei kepada 2.400 responden di setiap negara soal seberapa sering,jika memang ada,mereka menggunakan layanan TV dan video untuk mendapatkan peringkat tersebut.

“Peningkatan popularitas Instagram adalah bukti dari sifat keterlibatan pemirsa yang terus berkembang dan meningkatnya permintaan akan konten berdurasi pendek dan menarik secara visual,” kata direktur riset senior media dan hiburan Omdia,Maria Rua Aguete,dalam siaran persnya.

“Kami menyaksikan periode transformatif dalam cara masyarakat mengonsumsi konten video,” lanjut Aguete,sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BusinessInsider,Senin (1/7/2024).

Selain popularitas Reels yang semakin meningkat,kemungkinan ada alasan lain di balik lemahnya keterlibatan TikTok dibandingkan dengan pesaing video pendeknya,yakni potensi pelarangan TikTok di AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
Kembali ke atas
© Hak Cipta 2009-2020 Masyarakat Ekonomi Indonesia      Hubungi kami   SiteMap